Senin, 13 April 2009

KOMA,


Ranah jiwa sampai juga pada kehendak. Satusatu kemuliaan dijelang, hadirkan sudut hati hingga ke hamparan melati. Ia tetap berjumlah lima kelopak hingga suatu saat bersayap. Dan banyak orang menculiknya kemudian, bodoh!

Tangis bunda pelan-pelan mereda, ia telah sampai pada niscaya kesadaran bahwa ini adalah ritual generasi. Jauh lebih dalam dari itu, Alloh beri jalan bagi dua jiwa untuk paruhan menggenapi Din mereka.

Kesabaran satusatu purnama telah dilalui, bersabar hindari kubangan fatiq jiwa. Cabaran hakikatnya adalah menambah keyakinan, dan tanamkanlah pada nurani.

Rabb, wali nasabku telah tuntas sampai pada jam pasir. Lima jari keriput genggam hangat lima jari lainnya. Percayakan generasi pada sepuluh tangga abadi. Ini suatu hal yang biasa.

2 komentar:

  1. subhanallah. dalam banget mel :)

    BalasHapus
  2. Masak sih Uni?! Jadi terharu.. Namanya juga curhat..ya gitu deh! Lagian, kan kemaren Uni yang bilang, "Nulis pake hati".

    BalasHapus